
“Anakku, Seandainya semenjak kecil engkau rajin Berguru dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya.”
“Anakku, ikutlah engkau di orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau Empati orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. di karenakan jenazah akan mengingatkan engkau di kehidupan yang akan datang. Padahal pesta pernikahan akan membangunkan nafsu duniamu.”
“Anakku, aku sudah Sempat memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tak Sempat kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya.”
“Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang Getir. Tapi tak Sempat kurasakan yang lebih Getir dari kemiskinan dan kehinaan.”
“Anakku, aku sudah menemui penderitaan dan bermacam kesusahan. akan tetapi aku belum Sempat merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang.”
“Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang di delapan wasiat para nabi. Kalimat itu Yaitu:
1. bila kau beribadah di Allah, jagalah pikiranmu bagus-bagus.
2. bila kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. bila kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. bila kau hadir di jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi bagus yang kau kerjakan di orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
Apakah kita sudah mengajari anak – anak kita seperti demikian ? bila belum mulailah sekarang di karenakan bila kita telah tiada siapakah yang mengajarinya lagi ? Afeksi sayang orang tua sangat berarti untuk anak – anak. Lihat juga Nama – Nama Indah Bayi lelaki Islami
Motivasi : kisah luqmanul hakim